​

Kehadiran mereka  seolah membawa kenangan masa lalu, seperti SRIKANDI namun berbeda sosok. TUNAS tumbuh dengan rasa kasih sayang, cinta, kekeluargaan, mereka adalah harapan dan do'a bagi siapa yang menyemai benihnya. Masih teringat jelas betapa perjuangan mereka dalam menemukan sebuah rasa yang dapat meleburkan segala keegoan dan emosi, air mata yang sudah terbiasa tercucur dalam sedih dan bahagia, peluh yang membutir di permukaan kulit, suara parau yang membisik hati, bahkan hampir layu di tengah padang gersang, semua telah mereka lewati dan kini TUNAS telah berkembang dan berbunga menjadi sosok yang indah, hari-hari mereka selalu disinari oleh cerahnya mentari. Wahai TUNAS, tetaplah hidup dan bertumbuh, kuatkan akar agar tetap dapat berdiri tak peduli segersang apapun tanahnya, dan posisikan diri agar tidak terinjak. TUNAS (24 Januari 2016)

​